Yuk Mengenal Asal-Usul Universitas Terbuka ;)

Halo Sahabat UT…
Sudah tahu belum nih dari mana awal mula adanya Universitas Terbuka, yang juga dikenal sebagai Open University?

Ternyata Universitas Terbuka (Open University) bermula dari konsep pendidikan terbuka yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada mereka yang tidak dapat menghadiri universitas tradisional karena berbagai alasan, seperti pekerjaan, lokasi geografis, atau tanggung jawab keluarga. Gagasan ini muncul seiring dengan kebutuhan untuk mengatasi keterbatasan dalam sistem pendidikan tinggi yang ada.

 

Awal Mulanya Ternyata Muncul di Inggris

Universitas Terbuka sebagai sebuah sistem (bukan sebagai nama institusi) pertama kali didirikan di Inggris pada tahun 1969 dengan nama The Open University (OU). Inisiatif ini dipelopori oleh pemerintah Inggris, khususnya oleh Perdana Menteri Harold Wilson dan Menteri Pendidikan Jennie Lee. OU Inggris didirikan dengan visi untuk menyediakan pendidikan tinggi yang berkualitas melalui metode pembelajaran jarak jauh, memanfaatkan teknologi seperti siaran radio dan televisi, serta bahan cetak yang dikirimkan melalui pos.

OU Inggris menjadi model bagi negara-negara lain di dunia dan diakui secara luas sebagai inovasi penting dalam pendidikan. Universitas ini memungkinkan ribuan orang dewasa untuk mengakses pendidikan tinggi dan meningkatkan keterampilan mereka tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau keluarga mereka.

 

Nah, Bagaimana Perkembangan ‘Universitas Terbuka’ di Negara Lain?

Kesuksesan The Open University di Inggris menginspirasi banyak negara untuk mendirikan universitas terbuka mereka sendiri. Beberapa universitas terbuka yang terkenal di dunia termasuk:

1. Indira Gandhi National Open University (IGNOU) di India, didirikan pada tahun 1985, menjadi salah satu universitas terbesar di dunia dalam hal jumlah pendaftaran.
2. Universitas Terbuka di Indonesia, didirikan pada tahun 1984, menyediakan pendidikan tinggi untuk masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara.
3. Athabasca University di Kanada, yang mulai beroperasi pada tahun 1970, menyediakan program pendidikan tinggi jarak jauh yang fleksibel.

Universitas Terbuka di Indonesia menamai dirinya plek-ketiplek dari nama open university yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bukan hanya sebagai sistem namun juga menjadi nama institusi. Kamu bisa kunjungi laman http://www.ut.ac.id untuk mengenal Universitas Terbuka (UT).

Nah, itu tadi sejarah asal-usul munculnya Universitas Terbuka dari latar belakang kehadiran The Open University di Inggris. Sudah tahu kan sekarang 🙂

Membedah Asas Budaya Kerja Organisasi di UT yaitu KIIARA pada Staf Media Sosial

Halo siapa yang tadi siang ikut orientasi/outbound pegawai tahap pertama? Sudah tahu dengan KIIARA yang tadi siang dijelaskan? Setiap pegawai Universitas Terbuka pasti sudah tahu ya. Karena ini jadi asas budaya kerja yang terimplementasi pada langkah gerak kerja karyawan UT. Dan untuk staf media sosial (Pelaksana Media Sosial) bisa kita coba bedah dan kita gali bagaimana penerapan asas budaya kerja ini dalam keseharian bekerja. Berikut adalah contoh penerapan Budaya Kerja Organisasi di Universitas Terbuka (UT) dengan mengacu pada nilai-nilai KIIARA (Kualitas, Integritas, Inovasi, Aksesibilitas, Relevansi, dan Akuntabilitas) khusus bagi Pelaksana Media Sosial UT:

1. Kualitas

  • Konten Berkualitas Tinggi: Pastikan semua konten yang diposting di media sosial adalah informatif, menarik, dan bermanfaat bagi audiens. Gunakan gambar dan video berkualitas tinggi serta teks yang telah diedit dengan baik.
  • Penyuntingan yang Ketat: Melakukan penyuntingan yang teliti sebelum konten dipublikasikan untuk menghindari kesalahan dan memastikan konten bebas dari kesalahan ketik dan informasi yang salah.

2. Integritas

  • Kejujuran dalam Informasi: Menyampaikan informasi yang jujur dan transparan mengenai kegiatan, program, dan pengumuman dari UT. Tidak membesar-besarkan atau memalsukan informasi.
  • Privasi dan Etika: Menghormati privasi mahasiswa, dosen, dan staf dengan tidak membagikan informasi pribadi tanpa izin. Selalu mendapatkan izin sebelum memposting foto atau video yang melibatkan individu tertentu.

3. Inovasi

  • Kreativitas dalam Konten: Mengembangkan konten yang inovatif seperti cerita Instagram interaktif, live streaming acara kampus, atau penggunaan filter AR untuk kampanye promosi.
  • Adopsi Teknologi Baru: Menggunakan alat dan teknologi terbaru untuk mengelola media sosial, seperti analitik media sosial, alat pengelola konten, dan aplikasi desain grafis.

4. Aksesibilitas

  • Konten yang Dapat Diakses: Membuat konten yang dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Misalnya, menyediakan teks alternatif untuk gambar dan subtitel untuk video.
  • Respons Cepat: Menanggapi komentar dan pesan dari pengikut dengan cepat dan efisien, memastikan bahwa audiens merasa didengar dan dilayani.

5. Relevansi

  • Konten yang Relevan: Memastikan konten yang diposting selalu relevan dengan kebutuhan dan minat audiens, termasuk informasi akademik, kegiatan kampus, dan tips belajar.
  • Tren dan Isu Terkini: Mengikuti tren terbaru dan isu-isu yang relevan dengan dunia pendidikan dan mahasiswa untuk memastikan konten tetap up-to-date dan menarik.

6. Akuntabilitas

  • Pelaporan Kinerja: Melaporkan kinerja media sosial secara berkala kepada pimpinan UT, termasuk metrik seperti jangkauan, keterlibatan, dan pertumbuhan pengikut.
  • Tanggung Jawab Konten: Memastikan setiap anggota tim media sosial bertanggung jawab atas konten yang mereka buat dan publikasikan, dan siap untuk memperbaiki kesalahan jika terjadi.

Contoh Implementasi Spesifik:

  1. Kualitas:
  • Menyusun dan memposting infografis yang informatif tentang pendaftaran mahasiswa baru dengan desain yang menarik dan data yang akurat.
  1. Integritas:
  • Saat mengumumkan hasil seleksi beasiswa, pastikan informasi tersebut berdasarkan data resmi dan telah diverifikasi sebelum dipublikasikan.
  1. Inovasi:
  • Mengadakan sesi live Q&A di Instagram dengan dosen atau alumni sukses UT untuk menjawab pertanyaan calon mahasiswa secara langsung dan interaktif.
  1. Aksesibilitas:
  • Menyediakan konten video dengan subtitel dan deskripsi teks untuk gambar agar dapat diakses oleh audiens yang memiliki keterbatasan pendengaran atau penglihatan.
  1. Relevansi:
  • Memposting tips belajar efektif menjelang ujian akhir semester yang relevan bagi mahasiswa UT.
  1. Akuntabilitas:
  • Menyusun laporan bulanan yang mencakup analisis kinerja kampanye media sosial, metrik keterlibatan, dan rekomendasi untuk peningkatan di masa depan.

Dengan menerapkan nilai-nilai KIIARA ini, pelaksana media sosial di UT dapat memastikan bahwa semua konten dan interaksi yang dilakukan melalui platform media sosial mencerminkan standar tinggi yang diharapkan dari institusi pendidikan yang berkomitmen pada kualitas dan integritas.

Kira-kira seperti itu ya, semoga dapat diambil hikmah dan selalu terimplementasi di setiap langkah staf media sosial dalam bekerja.