Caption vs. Copywriting: Perbedaan dan Hubungannya

Sering mendengar kedua kata ini nggak sih?
Caption dan copywriting saling berkaitan dalam konteks komunikasi dan pemasaran, tetapi keduanya memiliki fokus dan peran yang sedikit berbeda. Yuk kita sedikit bahas:

  1. Caption:

   – Caption adalah teks singkat yang melengkapi gambar, video, atau konten media lainnya, biasanya digunakan di media sosial. Tujuannya adalah menarik perhatian dan memberikan konteks tambahan kepada audiens. Caption bisa bersifat informatif, menghibur, atau memancing interaksi.

   – Caption sering kali ditulis dengan gaya yang santai dan sesuai dengan platform tempat konten tersebut dipublikasikan, seperti Instagram, Twitter, atau Facebook.

  1. Copywriting:

   – Copywriting adalah seni dan praktik menulis teks persuasif yang bertujuan untuk mempromosikan produk, layanan, atau ide. Copywriting mencakup berbagai jenis teks, mulai dari iklan, landing page, email marketing, hingga materi pemasaran lainnya.

   – Fokus copywriting adalah mendorong audiens untuk mengambil tindakan, seperti membeli produk, mendaftar layanan, atau melakukan klik pada iklan.

Nah, apa hubungan antara caption dan copywriting:

– Caption adalah bagian dari copywriting, terutama dalam konteks pemasaran digital. Caption yang baik harus memiliki elemen copywriting, seperti penggunaan kata-kata yang menarik, panggilan untuk bertindak (call-to-action), dan pesan yang relevan dengan audiens.

– Copywriting yang efektif dapat membuat caption lebih kuat dalam menyampaikan pesan dan meningkatkan keterlibatan audiens.

Jadi, meskipun caption lebih spesifik dan berfokus pada teks singkat untuk media sosial, copywriting mencakup semua jenis tulisan persuasif, termasuk caption.

Jadi, boleh ya kita ambil kesimpulan seperti ini:

Caption dan copywriting itu saling melengkapi. Caption yang bagus harus punya sentuhan copywriting biar efektif menarik perhatian dan meningkatkan engagement. Copywriting yang solid bisa bikin caption nggak cuma sekadar nempel di feed, tapi juga di hati audiens.

Jadi, mau bikin caption yang impactful? Pastikan ada elemen copywriting-nya: bahasa yang relatable, CTA yang jelas, dan vibe yang bikin audiens nggak tahan buat engage 😊

Yuk Mengenal Asal-Usul Universitas Terbuka ;)

Halo Sahabat UT…
Sudah tahu belum nih dari mana awal mula adanya Universitas Terbuka, yang juga dikenal sebagai Open University?

Ternyata Universitas Terbuka (Open University) bermula dari konsep pendidikan terbuka yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada mereka yang tidak dapat menghadiri universitas tradisional karena berbagai alasan, seperti pekerjaan, lokasi geografis, atau tanggung jawab keluarga. Gagasan ini muncul seiring dengan kebutuhan untuk mengatasi keterbatasan dalam sistem pendidikan tinggi yang ada.

 

Awal Mulanya Ternyata Muncul di Inggris

Universitas Terbuka sebagai sebuah sistem (bukan sebagai nama institusi) pertama kali didirikan di Inggris pada tahun 1969 dengan nama The Open University (OU). Inisiatif ini dipelopori oleh pemerintah Inggris, khususnya oleh Perdana Menteri Harold Wilson dan Menteri Pendidikan Jennie Lee. OU Inggris didirikan dengan visi untuk menyediakan pendidikan tinggi yang berkualitas melalui metode pembelajaran jarak jauh, memanfaatkan teknologi seperti siaran radio dan televisi, serta bahan cetak yang dikirimkan melalui pos.

OU Inggris menjadi model bagi negara-negara lain di dunia dan diakui secara luas sebagai inovasi penting dalam pendidikan. Universitas ini memungkinkan ribuan orang dewasa untuk mengakses pendidikan tinggi dan meningkatkan keterampilan mereka tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau keluarga mereka.

 

Nah, Bagaimana Perkembangan ‘Universitas Terbuka’ di Negara Lain?

Kesuksesan The Open University di Inggris menginspirasi banyak negara untuk mendirikan universitas terbuka mereka sendiri. Beberapa universitas terbuka yang terkenal di dunia termasuk:

1. Indira Gandhi National Open University (IGNOU) di India, didirikan pada tahun 1985, menjadi salah satu universitas terbesar di dunia dalam hal jumlah pendaftaran.
2. Universitas Terbuka di Indonesia, didirikan pada tahun 1984, menyediakan pendidikan tinggi untuk masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara.
3. Athabasca University di Kanada, yang mulai beroperasi pada tahun 1970, menyediakan program pendidikan tinggi jarak jauh yang fleksibel.

Universitas Terbuka di Indonesia menamai dirinya plek-ketiplek dari nama open university yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bukan hanya sebagai sistem namun juga menjadi nama institusi. Kamu bisa kunjungi laman http://www.ut.ac.id untuk mengenal Universitas Terbuka (UT).

Nah, itu tadi sejarah asal-usul munculnya Universitas Terbuka dari latar belakang kehadiran The Open University di Inggris. Sudah tahu kan sekarang 🙂

Membedah Asas Budaya Kerja Organisasi di UT yaitu KIIARA pada Staf Media Sosial

Halo siapa yang tadi siang ikut orientasi/outbound pegawai tahap pertama? Sudah tahu dengan KIIARA yang tadi siang dijelaskan? Setiap pegawai Universitas Terbuka pasti sudah tahu ya. Karena ini jadi asas budaya kerja yang terimplementasi pada langkah gerak kerja karyawan UT. Dan untuk staf media sosial (Pelaksana Media Sosial) bisa kita coba bedah dan kita gali bagaimana penerapan asas budaya kerja ini dalam keseharian bekerja. Berikut adalah contoh penerapan Budaya Kerja Organisasi di Universitas Terbuka (UT) dengan mengacu pada nilai-nilai KIIARA (Kualitas, Integritas, Inovasi, Aksesibilitas, Relevansi, dan Akuntabilitas) khusus bagi Pelaksana Media Sosial UT:

1. Kualitas

  • Konten Berkualitas Tinggi: Pastikan semua konten yang diposting di media sosial adalah informatif, menarik, dan bermanfaat bagi audiens. Gunakan gambar dan video berkualitas tinggi serta teks yang telah diedit dengan baik.
  • Penyuntingan yang Ketat: Melakukan penyuntingan yang teliti sebelum konten dipublikasikan untuk menghindari kesalahan dan memastikan konten bebas dari kesalahan ketik dan informasi yang salah.

2. Integritas

  • Kejujuran dalam Informasi: Menyampaikan informasi yang jujur dan transparan mengenai kegiatan, program, dan pengumuman dari UT. Tidak membesar-besarkan atau memalsukan informasi.
  • Privasi dan Etika: Menghormati privasi mahasiswa, dosen, dan staf dengan tidak membagikan informasi pribadi tanpa izin. Selalu mendapatkan izin sebelum memposting foto atau video yang melibatkan individu tertentu.

3. Inovasi

  • Kreativitas dalam Konten: Mengembangkan konten yang inovatif seperti cerita Instagram interaktif, live streaming acara kampus, atau penggunaan filter AR untuk kampanye promosi.
  • Adopsi Teknologi Baru: Menggunakan alat dan teknologi terbaru untuk mengelola media sosial, seperti analitik media sosial, alat pengelola konten, dan aplikasi desain grafis.

4. Aksesibilitas

  • Konten yang Dapat Diakses: Membuat konten yang dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Misalnya, menyediakan teks alternatif untuk gambar dan subtitel untuk video.
  • Respons Cepat: Menanggapi komentar dan pesan dari pengikut dengan cepat dan efisien, memastikan bahwa audiens merasa didengar dan dilayani.

5. Relevansi

  • Konten yang Relevan: Memastikan konten yang diposting selalu relevan dengan kebutuhan dan minat audiens, termasuk informasi akademik, kegiatan kampus, dan tips belajar.
  • Tren dan Isu Terkini: Mengikuti tren terbaru dan isu-isu yang relevan dengan dunia pendidikan dan mahasiswa untuk memastikan konten tetap up-to-date dan menarik.

6. Akuntabilitas

  • Pelaporan Kinerja: Melaporkan kinerja media sosial secara berkala kepada pimpinan UT, termasuk metrik seperti jangkauan, keterlibatan, dan pertumbuhan pengikut.
  • Tanggung Jawab Konten: Memastikan setiap anggota tim media sosial bertanggung jawab atas konten yang mereka buat dan publikasikan, dan siap untuk memperbaiki kesalahan jika terjadi.

Contoh Implementasi Spesifik:

  1. Kualitas:
  • Menyusun dan memposting infografis yang informatif tentang pendaftaran mahasiswa baru dengan desain yang menarik dan data yang akurat.
  1. Integritas:
  • Saat mengumumkan hasil seleksi beasiswa, pastikan informasi tersebut berdasarkan data resmi dan telah diverifikasi sebelum dipublikasikan.
  1. Inovasi:
  • Mengadakan sesi live Q&A di Instagram dengan dosen atau alumni sukses UT untuk menjawab pertanyaan calon mahasiswa secara langsung dan interaktif.
  1. Aksesibilitas:
  • Menyediakan konten video dengan subtitel dan deskripsi teks untuk gambar agar dapat diakses oleh audiens yang memiliki keterbatasan pendengaran atau penglihatan.
  1. Relevansi:
  • Memposting tips belajar efektif menjelang ujian akhir semester yang relevan bagi mahasiswa UT.
  1. Akuntabilitas:
  • Menyusun laporan bulanan yang mencakup analisis kinerja kampanye media sosial, metrik keterlibatan, dan rekomendasi untuk peningkatan di masa depan.

Dengan menerapkan nilai-nilai KIIARA ini, pelaksana media sosial di UT dapat memastikan bahwa semua konten dan interaksi yang dilakukan melalui platform media sosial mencerminkan standar tinggi yang diharapkan dari institusi pendidikan yang berkomitmen pada kualitas dan integritas.

Kira-kira seperti itu ya, semoga dapat diambil hikmah dan selalu terimplementasi di setiap langkah staf media sosial dalam bekerja.

Pengelolaan Media Sosial UT

 

Sejalan dengan perkembangan TIK, penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Linkedin tetap digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan dan menyebarkan informasi ke-UT-an serta mengedukasi mahasiswa dan publik. Sejak pertama kali digunakan pada tahun 2013, perkembangan followers untuk media sosial yang digunakan UT sampai dengan tahun 2023 terus mengalami peningkatan. 

Media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan informasi mengenai kebijakan yang diterapkan oleh Universitas Terbuka (UT). Semakin inklusif infrastruktur dengan biaya yang terjangkau dan mudahnya aksesibilitas teknologi di Indonesia telah menjadikan media sosial sebagai sarana yang efisien, ekonomis, dan cepat mendistribusikan informasi. UT sebagai lembaga pendidikan jarak jauh, sangat tepat untuk memanfaatkan platform medsos seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, dan LinkedIn sebagai alat komunikasi dengan mahasiswa, calon mahasiswa, masyarakat umum, dan pihak-pihak terkait.

Universitas Terbuka (UT) memiliki strategi yang efektif dalam mengelola konten dengan tim yang terbagi menjadi beberapa divisi seperti Social Media Specialist, Videografer, Fotografer, Content Creator, Graphic Designer serta melibatkan langkah-langkah penting. 1) Proses pertama dalam pengelolaan konten di UT adalah brainstorming guna menghasilkan ide-ide segar yang akan disampaikan dalam konten. 2) Setelah memiliki ide-ide yang kuat, UT memasuki tahap perencanaan, mencakup penetapan tujuan komunikasi, target audiens, serta penentuan platform dan kanal komunikasi yang akan digunakan. 3) Ketika rencana telah dibuat, selanjutnya tim copywriting UT berperan dalam menyusun pesan-pesan tersebut dengan bahasa yang efektif dan menarik. 4) Kemudian desain, tim desain UT merancang elemen visual yang menarik dan relevan, seperti gambar, grafik, dan layout. 5) Terakhir, evaluasi dilakukan untuk mengukur efektivitas pesan, interaksi, tingkat keterlibatan, dan tanggapan dari audiens digunakan untuk menilai kualitas konten. Strategi ini menjadi landasan yang memastikan setiap informasi yang disampaikan oleh UT memiliki dampak maksimal dan menciptakan pengalaman yang positif bagi audiensnya.

Di bawah ini adalah contoh strategi Universitas Terbuka untuk mendukung program MBKM seperti IISMA dan Bangkit pada platform Instagram. Kami memanfaatkan fitur IG Live untuk berbagi mengenai persiapan IISMA dan merancang konten kreatif yang memberikan dampak bagi mahasiswa lainnya, termasuk flyer interaktif untuk memberikan informasi dan edukasi. hal ini bertujuan bagi pengikut Instagram UT untuk belajar, memahami, dan menginspirasi. 

Selain itu, pada platform YouTube, Universitas Terbuka menyelenggarakan beberapa program seperti Webinar dan sosialisasi terkait MBKM. Program-program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang MBKM, langkah-langkah yang perlu diambil, serta manfaat dalam mengembangkan potensi dan karier akademik mahasiswa. Selain itu, sosialisasi di platform YouTube juga memungkinkan untuk berinteraksi langsung dengan calon mahasiswa dan memberikan panduan praktis tentang bagaimana mereka dapat memanfaatkan MBKM untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.

Ilustrasi: Contoh kegiatan MBKM melalui kanal media sosial (Instagram)

Tampilan feed yang rapi dan menarik sangat penting karena hal ini dapat mempengaruhi minat pengguna lainnya seperti mahasiswa, calon mahasiswa, dan masyarakat umum terlebih dalam feed Instagram. Untuk menunjang feed terlihat lebih konsisten dan memberikan kesan profesional tone warna dominan dipilih sesuai tone warna UT yaitu biru, kuning, dan abu-abu. Hal ini mulai sudah diterapkan pada media sosial UT di semester ganjil tahun 2023.

 

Postingan yang paling tinggi jangkauannya di Instagram selama tahun 2023 sebagaimana terlihat di bawah ini.

 

Ketika menjalankan media sosial, salah satu indikator kesuksesan yang harus diperhitungkan adalah pertumbuhan followers dan seberapa baik perkembangan followers untuk menentukan apa yang bisa dilakukan untuk membuat konten yang tetap menarik.
Berikut ini jumlah follower Instagram @univterbuka di awal tahun 2023 sebanyak 307.805 dan di akhir tahun 2023 menjadi 458.096, sehingga terlihat follower mengalami kenaikan sebanyak 150.291 followers dari awal tahun 2023 sampai akhir tahun 2023.

 

 

Penting juga untuk menjaga interaksi atau hubungan dengan followers, mulai dari menjawab pertanyaan calon mahasiswa, mahasiswa dan masyarakat umum di kolom komentar, dan direct message, termasuk memberi respon positif untuk komentar negative agar citra UT di mata masyarakat luas bisa terjaga dengan baik. Berikut ini beberapa contoh cara menjawab pertanyaan followers.

 

Dan inovasi terbaru pada media sosial UT saat ini yaitu mulai mengaktifkan media sosial yang sedang banyak diminati untuk menyasar calon mahasiswa baru usia muda, yaitu media sosial Tiktok. Berikut ini perkembangan Tiktok @univterbuka: followers lebih banyak gender perempuan (58%), rentang usia followers terbanyak di usia 18-24 tahun, dan waktu followers paling aktif mengkses Tiktok pada pukul 20.00 WIB.



Catatan: Tulisan ini diambil dari Laporan Kegiatan Tahun 2023 pada bagian 3.2.2. Pengelolaan Media Sosial UT

Pentingnya Media Sosial Universitas Terbuka untuk Strategi Menjangkau dan Terhubung dengan Audiens

Pentingnya media sosial bagi strategi digital marketing Universitas Terbuka (UT) tidak dapat diabaikan. Media sosial menjadi jembatan interaktif yang menghubungkan UT dengan audiensnya secara langsung, terutama generasi digital seperti Gen Z. Dengan platform-platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan LinkedIn, serta TikTok, UT dapat membangun kehadiran daring yang kuat dengan audiens.

Media sosial memberikan peluang untuk berkomunikasi secara real-time, menyampaikan informasi terkini tentang program-program pendidikan, berbagi kisah sukses mahasiswa, dan mempromosikan kegiatan UT. Melalui konten yang kreatif dan relevan, UT dapat menarik perhatian calon mahasiswa, menciptakan hubungan yang erat, dan memperluas jangkauan di ranah digital.

Selain itu, media sosial juga menjadi sarana untuk mendengarkan umpan balik dari mahasiswa, memahami kebutuhan mahasiswa, dan merespons dengan cepat. Dengan memanfaatkan fitur-fitur seperti iklan terarah, UT dapat mengoptimalkan strategi pemasarannya untuk mencapai target pasar yang lebih spesifik.

Secara keseluruhan, kehadiran aktif di media sosial bukan hanya tentang mempromosikan program pendidikan, tetapi juga tentang membangun komunitas daring yang terlibat dan berinteraksi secara positif. Dengan demikian, media sosial menjadi salah satu pilar utama dalam kampanye digital marketing UT untuk memastikan relevansi, daya tarik, dan keterlibatan yang berkelanjutan dengan audiens.



Gabung UT di https://admisi-sia.ut.ac.id

(Ruri)

7 Gaya Belajar Gen Z, Salah Satunya Pasti Ada di Kamu!

Gen Z telah mengubah cara belajar menjadi lebih fleksibel dan berorientasi pada teknologi. Yuk cek seberapa Gen Z nya Kamu dari 7 gaya belajar berikut ini:


1. Pemanfaatan Sumber Daya Daring & Terbuka: Gen Z seringkali menggunakan sumber daya daring, seperti video pembelajaran di YouTube, kursus daring, dan platform e-learning, untuk mendapatkan akses materi pembelajaran dan memperdalam pemahaman topik tertentu. Gen Z juga senang mencari sumber daya terbuka dan kursus daring gratis untuk mendapatkan akses ke materi pembelajaran tanpa biaya. Mirip kuliah di Universitas Terbuka (UT) gak sih… Mau tahu? Cekidot https://linktr.ee/univterbuka
2. Berteman dengan Aplikasi dan Perangkat Mobile: Aplikasi mobile dan perangkat seperti smartphone dan tablet adalah teman baik Gen Z. Kamu dapat mengunduh aplikasi pembelajaran, catatan, dan kalender untuk mengatur jadwal belajar Kamu.
3. Pembelajaran Kolaboratif: Gen Z suka berkolaborasi. Kamu bisa bergabung dengan forum diskusi online atau grup belajar untuk berdiskusi, bertukar informasi, dan memecahkan masalah bersama teman sejawat.
4. Jadwal Fleksibel: Gen Z menghargai fleksibilitas dalam jadwal. Atur jadwal belajar Kamu sesuai kebutuhan dan rutinitas harian Kamu. Belajarlah saat Kamu merasa paling produktif. Universitas Terbuka (UT) banget nih, perguruan tinggi negeri yang kuliahnya fleksibel 🙂 Kunjungi www.ut.ac.id buat tahu sefleksibel apa kuliah di UT.
5. Pembelajaran Berbasis Proyek: Cobalah metode pembelajaran berbasis proyek. Ini memungkinkan Kamu untuk belajar sambil mengerjakan proyek nyata yang sesuai dengan minat Kamu.
6. Evaluasi Diri: Gen Z cenderung untuk melakukan evaluasi diri secara teratur. Gunakan alat evaluasi diri, seperti ujian daring atau penilaian proyek, untuk melacak kemajuan Kamu.
7. Keseimbangan Kehidupan: Gen Z menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi, sosial, dan akademik. Pastikan Kamu merencanakan waktu untuk bersosialisasi, berolahraga, dan bersantai.

Gaya belajar ala Gen Z menekankan fleksibilitas, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi. Kamu dapat menggabungkan 7 gaya belajar di atas untuk meningkatkan efisiensi dan hasil belajar Kamu!

Kapan UT ada?

Universitas Terbuka (UT) di Indonesia resmi berdiri pada tanggal 4 September 1984. UT didirikan dengan tujuan untuk memberikan akses pendidikan tinggi yang lebih luas kepada masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Sebagai perguruan tinggi negeri yang mengusung konsep pendidikan jarak jauh, UT memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara fleksibel tanpa harus menghadiri kuliah secara tatap muka.

Yuk Cari Tahu Do dan Don’t sebagai Admin Media Sosial di Institusi Pendidikan

Halo apa kabarnya? Kali ini saya ingin mencoba membagikan sedikit info nih. Sama-sama masih belajar, semoga bagi yang belum tahu jadi tahu dan bagi yang sudah tahu jadi pengingat..hehe. Terlebih pengingat buat saya sendiri.

Nah, kalau kita berminat atau saat ini menjadi admin media sosial untuk institusi pendidikan, ada beberapa praktik terbaik yang harus diikuti serta hal-hal yang harus dihindari. Berikut adalah daftar do dan don’t untuk mengelola akun media sosial institusi pendidikan:

Do:
1. Do: Kenali Audiens Kita
– Pahami demografi dan kebutuhan audiens kita, termasuk mahasiswa, calon mahasiswa, orang tua, alumni, dan staf.

2. Do: Konsisten dalam Branding
– Gunakan logo, warna, dan tone of voice yang konsisten dengan identitas institusi pendidikan.

3. Do: Posting Konten Berkualitas
– Bagikan konten yang informatif, relevan, dan menarik seperti berita kampus, prestasi mahasiswa, kegiatan mahasiswa, dan pengumuman penting.

4. Do: Gunakan Visual yang Menarik
– Gunakan gambar berkualitas tinggi dan video yang menarik untuk meningkatkan engagement.

5. Do: Interaksi dengan Audiens
– Tanggapi komentar dan pesan dengan cepat dan profesional. Berinteraksi secara aktif dapat membangun komunitas yang lebih kuat.

6. Do: Manfaatkan Kalender Konten
– Rencanakan postingan dengan menggunakan kalender konten untuk memastikan konsistensi dan relevansi.

7. Do: Gunakan Hashtag yang Tepat
– Gunakan hashtag yang relevan dan populer untuk meningkatkan visibilitas konten.

8. Do: Lakukan Analisis Kinerja
– Gunakan alat analitik untuk memantau dan mengevaluasi kinerja konten, dan sesuaikan strategi berdasarkan data.

9. Do: Tetap Profesional
– Selalu jaga profesionalisme dalam semua interaksi dan konten yang diposting.

10. Do: Jaga Privasi dan Keamanan
– Pastikan semua konten yang dibagikan tidak melanggar privasi mahasiswa atau staf dan ikuti kebijakan institusi terkait data pribadi.

Lalu apa saja yang termasuk Don’t? Berikut ini infonya.
1. Don’t: Posting Terlalu Sering atau Terlalu Jarang
– Jangan membanjiri audiens dengan terlalu banyak postingan, tetapi juga jangan biarkan akun medsos terbengkalai.

2. Don’t: Mengabaikan Komentar Negatif
– Jangan mengabaikan atau menghapus komentar negatif. Sebaliknya, tanggapi dengan sopan dan profesional, berikan solusi jika diperlukan.

3. Don’t: Posting Konten yang Tidak Relevan
– Hindari membagikan konten yang tidak berhubungan dengan institusi atau tidak memberikan nilai tambah bagi audiens.

4. Don’t: Menggunakan Bahasa yang Tidak Sesuai
– Hindari penggunaan bahasa yang tidak profesional atau terlalu informal yang tidak sesuai dengan citra institusi.

5. Don’t: Mengabaikan Analitik
– Jangan abaikan data analitik. Data ini penting untuk memahami apa yang bekerja dan apa yang tidak, serta untuk membuat keputusan yang lebih baik ke depannya.

6. Don’t: Melanggar Hak Cipta
– Jangan menggunakan gambar, video, atau musik tanpa izin atau hak yang sah.

7. Don’t: Membagikan Informasi yang Salah atau Menyesatkan
– Pastikan semua informasi yang dibagikan akurat dan diverifikasi sebelum diposting.

8. Don’t: Posting Saat Emosi
– Hindari memposting saat sedang emosi atau tertekan. Luangkan waktu untuk berpikir sebelum merespons komentar atau pesan yang sensitif.

9. Don’t: Mengabaikan Kepatuhan dan Kebijakan Institusi
– Pastikan semua konten dan interaksi mematuhi kebijakan dan pedoman institusi.

10. Don’t: Menyebarkan Konten yang Dapat Menimbulkan Kontroversi
– Hindari membagikan konten yang dapat menimbulkan kontroversi atau memecah belah komunitas.

Ok demikian beberapa info do dan don’t. Dengan mengikuti panduan do dan don’t ini, kita dapat mengelola akun media sosial institusi pendidikan dengan lebih efektif, profesional, dan menghindari potensi masalah.

Salam hangat dan sukses selalu. Semoga berkah hari-hari kitaaa…aamiin